Here, in the very middle of a sente

Here, in the very middle of a sentence, the hand of Death interrupted the telling of O. Henry's last story. He had planned to make this story different from his others, the beginning of a new series in a style he had not previously attempted. 'I want to show the public,' he said, 'that I can write something new - new for me, I mean - a story without slang, a straightforward dramatic plot treated in a way that will come nearer my idea of real story-writing.' Before starting to write the present story he outlined briefly how he intended to develop it: Murray, the criminal accused and convicted of the brutal murder of his sweetheart - a murder prompted by jealous rage - at first faces the death penalty, calm, and, to all outward appearances, indifferent to his fate. As he nears the electric chair he is overcome by a revulsion of feeling. He is left dazed, stupefied, stunned. The entire scene in the deathchamber - the witnesses, the spectators, the preparations for execution - become unreal to him. The thought flashes through his brain that a terrible mistake is being made. Why is he being strapped to the chair? What has he done? What crime has he committed? In the few moments while the straps are being adjusted a vision comes to him. He dreams a dream. He sees a little country cottage, bright, sun-lit, nestling in a bower of flowers. A woman is there, and a little child. He speaks with them and finds that they are his wife, his child - and the cottage their home. So, after all, it is a mistake. Someone has frightfully, irretrievably blundered. The accusation, the trial, the conviction, the sentence to death in the electric chair - all a dream. He takes his wife in his arms and kisses the child. Yes, here is happiness. It was a dream. Then - at a sign from the prison warden the fatal current is turned on.

ผลลัพธ์ (ภาษาอินโดนีเซี) 2:

Di sini, di sangat tengah kalimat, tangan Death terganggu penceritaan kisah terakhir O. Henry. Dia telah merencanakan untuk membuat cerita ini berbeda dari yang lain nya, awal dari seri baru dalam gaya dia sebelumnya tidak berusaha. "Saya ingin menunjukkan kepada publik," katanya, "bahwa saya bisa menulis sesuatu yang baru - baru bagi saya, berarti saya - cerita tanpa gaul, plot dramatis langsung diperlakukan dengan cara yang akan datang lebih dekat ide saya cerita-nyata penulisan.' Sebelum mulai menulis cerita ini ia diuraikan secara singkat bagaimana ia bermaksud untuk mengembangkannya: Murray, kriminal menuduh dan dihukum karena pembunuhan brutal kekasihnya - pembunuhan diminta oleh cemburu - pada awalnya menghadapi hukuman mati, tenang, dan, untuk semua penampilan luar, acuh tak acuh terhadap nasibnya. Saat ia mendekati kursi listrik ia diatasi oleh jijik perasaan. Dia meninggalkan linglung, bengong, terpana. Seluruh adegan di deathchamber - yang saksi, penonton, persiapan untuk eksekusi - menjadi nyata baginya. Pikiran berkedip melalui otaknya yang kesalahan besar sedang dibuat. Mengapa dia diikat ke kursi? Apa yang telah dia lakukan? Kejahatan apa yang telah dilakukan? Dalam beberapa saat sementara tali sedang disesuaikan visi datang kepadanya. Dia bermimpi mimpi. Dia melihat sebuah pondok negara kecil, cerah, matahari menyala, meringkuk di bower bunga. Seorang wanita di sana, dan seorang anak kecil. Dia berbicara dengan mereka dan menemukan bahwa mereka adalah istrinya, anaknya - dan pondok rumah mereka. Jadi, setelah semua, itu adalah sebuah kesalahan. Seseorang telah menakuntukan, irretrievably melakukan kesalahan. Tuduhan, sidang, keyakinan, hukuman mati di kursi listrik - semua mimpi. Dia mengambil istrinya dalam pelukannya dan mencium anak. Ya, di sini adalah kebahagiaan. Itu adalah mimpi. Kemudian - di tanda dari sipir penjara saat yang fatal dihidupkan.