Di berbagai negara di dunia, nama Dr Yusuf Qardhawi (ada yang menulisnya dengan Yusuf Qaradhawi), sangat populer. Qardhawi dikenal sebagai ulama yang berani dan kritis. Pandangannya sangat luas dan tajam. Karena itu, banyak pihak yang merasa 'gerah' dengan berbagai pemikirannya yang seringkali dianggap menyudutkan pihak tertentu, termasuk pemerintah Mesir. Akibat pandangan-pandangan nya itu pula, tak jarang pria kelahiran Shafth Turaab, Mesir pada 9 September 1926 ini harus mendekam dibalik jeruji besi. Namun demikian, ia tak pernah berhenti menyuarakan dan menyampaikan pandangannya, dalam membuka cakrawala umat. Hingga saat ini, ratusan buku telah ia tulis dan sudah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia. Buku-buku Qardhawi, membahas berbagai hal terkait kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Mulai dari urusan rumah tangga hingga negara dan demokrasi. Sejak kecil, Qardhawi sudah dikenal sebagai anak yang pandai dan kritis. Pada usia 10 tahun, ia sudah hafal Alquran. Ia menyelesaikan pendidikannya di Ma'had Thantha dan Ma'had Tsanawi. Setelah itu, Qardhawi terus melanjutkan ke Universitas al-Azhar, Fakultas Ushuluddin, dan lulus tahun 1952. namun, gelar doktoralnya baru diperoleh pada tahun 1972 dengan disertasi berjudul "Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan." Disertasinya telah disempurnakan dan dibukukan dengan judul Fiqh Zakat. Sebuah buku yang sangat konprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa modern. Keterlambatannya meraih gelar doktoral itu bukannya tanpa alasan. Sikap kritislah yang membuatnya baru bisa meraih gelar doktor pada tahun 1972. Untuk menghindari kekejaman rezim yang berkuasa di Mesir, Qardhawi harus meninggalkan tanah kelahirannya menuju Qatar pada tahun 1961. Disana, ia sempat mendirikan Fakultas Syariah di Universitas Qatar. Pada saat yang sama, ia juga mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia mendapat kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya. Namun, sebelum itu, ia sudah merasakan kerasnya kehidupan penjara. Saat berusia 23 tahun, Qardhawi muda harus mendekam dipenjara akibat keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimn saat Mesir masih dijabat Raja Faruk tahun 1949. Setelah bebas dari penjara, ia lagi-lagi menyuarakan kebebasan. Karena khutbah-khutbahnya yang keras, dan mengecam keridakadilan yang dilakukan rezim berkuasa, Ia harus berurusan dengan pihak berwajib. Bahkan, ia sempat dilarang untuk memberikan khutbah di sebuah Masjid di daerah Zamalik. Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan opini umum tentang ketidakadilan rezim saat itu. Akibatnya, tahun 1956 (April) ia kembali ditangkap saat terjadi Revolusi di Mesir. Setelah beberapa bulan, pada Oktober 1956, Qardhawi kembali mendekam di penjara militer selama dua tahun. Setelah berkali-kali mendekam dibalik jeruji besi, Qardhawi akhirnya meninggalkan Mesir tahun 1961 menuju Qatar. Di Qatar ini, Qardhawi lebih leluasa mengungkapkan pemikiran-pemikiran nya. Sikap moderat Qardhawi terlihat dalam mendidik putra-putrinya. Dari tujuh orang anaknya (empat putri dan tiga putra), hanya satu orang yang mengambil pendidikan agama. Selebihnya ada yang mengambil fisika, kimia, elektro dan lainnya. Ia membebaskan anak-anaknya menuntut ilmu apa saja yang sesuai dengan minat dan bakat serta kecenderunga masing-masing. Salah seorang putrinya memperoleh gelar doktor fisika dalam bidang nuklir dari Inggris. Putri keduanya memperoleh gelar doktor dalam bidang kimia juga dari Inggris, sedangkan yang ketiga masih menempuh S3. Adapun yang keempat telah menyelesaikan pendidikan S1-nya di Universitas Texas Amerika. Anak laki-laki yang pertama menempuh S3 dalam bidang teknik elektro di Amerika, yang kedua belajar di Universitas Darul Ulum Mesir. Sedangkan yang bungsu telah menyelesaikan kuliahnya pada fakultas teknik jurusan listrik. Dilihat dari beragam pendidikan anak-anaknya, masyarakat bisa membaca sikap dan pandangan Qardhawi terhadap pendidikan modern. Menurut Qardhawi, semua ilmu (bisa islami dan tidak islami), tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya. Dan ia menolak pembagian ilmu secara dikotomis. Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurut Qardhawi, telah menghambat kemajuan umat Islam. Karena sikapnya ini pula, banyak pihak yang mengecam Qardhawi bahkan dianggap menyimpang. Bahkan, sebagian diantara para pemikir mencap dirinya sebagai orang yang mendukung pendidikan barat yang bisa merusak akhlak generasi muda. Namun demikian, ia menanggapi semua tuduhan yang ditujukan kepada dirinya dengan sikap lapang dada. Salah seorang yang menuduhnya menyimpang adalah Abu Afifah. Dalam sebuah artikelnya; ''Siapakah Yusuf Al-Qardhawi, Abu Afifah menyebutkan Qardhawi sebagai seorang ahlul bid'ah. ''Sesungguhnya bencana yang tengah menimpa umat dewasa ini adalah menjamurnya kelompok-kelompok orang yang berani memanipulasi (memalsukan) "selendang ilmu" dengan mengubah bentuk syari'at Islam dengan istilah "tajdidi" (pembaharuan) , mempermudah sarana-sarana kerusakan dengan istilah "fiqih taysiir" (fiqih penyederahanaan masalah), membuka pintu-pintu kehinaan dengan kedok "ijtihad" (upaya keras untuk mengambil konklusi hukum Islam), melecehkan sederet sunnah-sunnah Nabi dengan kedok "fiqih awlawiyyat" (fiqih prioritas), dan berloyalitas (menjalin hubungan setia) dengan orang-orang kafir dengan alasan "memperindah corak (penampilan) Islam". Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Di berbagai negara di dunia, nama Dr Yusuf Qardhawi (ada yang menulisnya dengan Yusuf Qaradhawi), sangat populer. Qardhawi dikenal sebagai ulama yang berani dan kritis. Pandangannya sangat luas dan tajam. Karena itu, banyak pihak yang merasa 'gerah' dengan berbagai pemikirannya yang seringkali dianggap menyudutkan pihak tertentu, termasuk pemerintah Mesir. Akibat pandangan-pandangan nya itu pula, tak jarang pria kelahiran Shafth Turaab, Mesir pada 9 September 1926 ini harus mendekam dibalik jeruji besi. Namun demikian, ia tak pernah berhenti menyuarakan dan menyampaikan pandangannya, dalam membuka cakrawala umat. Hingga saat ini, ratusan buku telah ia tulis dan sudah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia. Buku-buku Qardhawi, membahas berbagai hal terkait kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Mulai dari urusan rumah tangga hingga negara dan demokrasi. Sejak kecil, Qardhawi sudah dikenal sebagai anak yang pandai dan kritis. Pada usia 10 tahun, ia sudah hafal Alquran. Ia menyelesaikan pendidikannya di Ma'had Thantha dan Ma'had Tsanawi. Setelah itu, Qardhawi terus melanjutkan ke Universitas al-Azhar, Fakultas Ushuluddin, dan lulus tahun 1952. namun, gelar doktoralnya baru diperoleh pada tahun 1972 dengan disertasi berjudul "Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan." Disertasinya telah disempurnakan dan dibukukan dengan judul Fiqh Zakat. Sebuah buku yang sangat konprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa modern. Keterlambatannya meraih gelar doktoral itu bukannya tanpa alasan. Sikap kritislah yang membuatnya baru bisa meraih gelar doktor pada tahun 1972. Untuk menghindari kekejaman rezim yang berkuasa di Mesir, Qardhawi harus meninggalkan tanah kelahirannya menuju Qatar pada tahun 1961. Disana, ia sempat mendirikan Fakultas Syariah di Universitas Qatar. Pada saat yang sama, ia juga mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia mendapat kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya. Namun, sebelum itu, ia sudah merasakan kerasnya kehidupan penjara. Saat berusia 23 tahun, Qardhawi muda harus mendekam dipenjara akibat keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimn saat Mesir masih dijabat Raja Faruk tahun 1949. Setelah bebas dari penjara, ia lagi-lagi menyuarakan kebebasan. Karena khutbah-khutbahnya yang keras, dan mengecam keridakadilan yang dilakukan rezim berkuasa, Ia harus berurusan dengan pihak berwajib. Bahkan, ia sempat dilarang untuk memberikan khutbah di sebuah Masjid di daerah Zamalik. Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan opini umum tentang ketidakadilan rezim saat itu. Akibatnya, tahun 1956 (April) ia kembali ditangkap saat terjadi Revolusi di Mesir. Setelah beberapa bulan, pada Oktober 1956, Qardhawi kembali mendekam di penjara militer selama dua tahun. Setelah berkali-kali mendekam dibalik jeruji besi, Qardhawi akhirnya meninggalkan Mesir tahun 1961 menuju Qatar. Di Qatar ini, Qardhawi lebih leluasa mengungkapkan pemikiran-pemikiran nya. Sikap moderat Qardhawi terlihat dalam mendidik putra-putrinya. Dari tujuh orang anaknya (empat putri dan tiga putra), hanya satu orang yang mengambil pendidikan agama. Selebihnya ada yang mengambil fisika, kimia, elektro dan lainnya. Ia membebaskan anak-anaknya menuntut ilmu apa saja yang sesuai dengan minat dan bakat serta kecenderunga masing-masing. Salah seorang putrinya memperoleh gelar doktor fisika dalam bidang nuklir dari Inggris. Putri keduanya memperoleh gelar doktor dalam bidang kimia juga dari Inggris, sedangkan yang ketiga masih menempuh S3. Adapun yang keempat telah menyelesaikan pendidikan S1-nya di Universitas Texas Amerika. Anak laki-laki yang pertama menempuh S3 dalam bidang teknik elektro di Amerika, yang kedua belajar di Universitas Darul Ulum Mesir. Sedangkan yang bungsu telah menyelesaikan kuliahnya pada fakultas teknik jurusan listrik. Dilihat dari beragam pendidikan anak-anaknya, masyarakat bisa membaca sikap dan pandangan Qardhawi terhadap pendidikan modern. Menurut Qardhawi, semua ilmu (bisa islami dan tidak islami), tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya. Dan ia menolak pembagian ilmu secara dikotomis. Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurut Qardhawi, telah menghambat kemajuan umat Islam. Karena sikapnya ini pula, banyak pihak yang mengecam Qardhawi bahkan dianggap menyimpang. Bahkan, sebagian diantara para pemikir mencap dirinya sebagai orang yang mendukung pendidikan barat yang bisa merusak akhlak generasi muda. Namun demikian, ia menanggapi semua tuduhan yang ditujukan kepada dirinya dengan sikap lapang dada. Salah seorang yang menuduhnya menyimpang adalah Abu Afifah. Dalam sebuah artikelnya; ''Siapakah Yusuf Al-Qardhawi, Abu Afifah menyebutkan Qardhawi sebagai seorang ahlul bid'ah. ''Sesungguhnya bencana yang tengah menimpa umat dewasa ini adalah menjamurnya kelompok-kelompok orang yang berani memanipulasi (memalsukan) "selendang ilmu" dengan mengubah bentuk syari'at Islam dengan istilah "tajdidi" (pembaharuan) , mempermudah sarana-sarana kerusakan dengan istilah "fiqih taysiir" (fiqih penyederahanaan masalah), membuka pintu-pintu kehinaan dengan kedok "ijtihad" (upaya keras untuk mengambil konklusi hukum Islam), melecehkan sederet sunnah-sunnah Nabi dengan kedok "fiqih awlawiyyat" (fiqih prioritas), dan berloyalitas (menjalin hubungan setia) dengan orang-orang kafir dengan alasan "memperindah corak (penampilan) Islam". Copy and WIN : http://bit.ly/copy_winCopy and WIN : http://bit.ly/copy_win
การแปล กรุณารอสักครู่..

Di berbagai negara di dunia, nama Dr Yusuf Qardhawi (ada yang menulisnya dengan Yusuf Qaradhawi), sangat populer. Qardhawi dikenal sebagai ulama yang berani dan kritis. Pandangannya sangat luas dan tajam. Karena itu, banyak pihak yang merasa 'gerah' dengan berbagai pemikirannya yang seringkali dianggap menyudutkan pihak tertentu, termasuk pemerintah Mesir. Akibat pandangan-pandangan nya itu pula, tak jarang pria kelahiran Shafth Turaab, Mesir pada 9 September 1926 ini harus mendekam dibalik jeruji besi. Namun demikian, ia tak pernah berhenti menyuarakan dan menyampaikan pandangannya, dalam membuka cakrawala umat. Hingga saat ini, ratusan buku telah ia tulis dan sudah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia. Buku-buku Qardhawi, membahas berbagai hal terkait kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Mulai dari urusan rumah tangga hingga negara dan demokrasi. Sejak kecil, Qardhawi sudah dikenal sebagai anak yang pandai dan kritis. Pada usia 10 tahun, ia sudah hafal Alquran. Ia menyelesaikan pendidikannya di Ma'had Thantha dan Ma'had Tsanawi. Setelah itu, Qardhawi terus melanjutkan ke Universitas al-Azhar, Fakultas Ushuluddin, dan lulus tahun 1952. namun, gelar doktoralnya baru diperoleh pada tahun 1972 dengan disertasi berjudul "Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan." Disertasinya telah disempurnakan dan dibukukan dengan judul Fiqh Zakat. Sebuah buku yang sangat konprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa modern. Keterlambatannya meraih gelar doktoral itu bukannya tanpa alasan. Sikap kritislah yang membuatnya baru bisa meraih gelar doktor pada tahun 1972. Untuk menghindari kekejaman rezim yang berkuasa di Mesir, Qardhawi harus meninggalkan tanah kelahirannya menuju Qatar pada tahun 1961. Disana, ia sempat mendirikan Fakultas Syariah di Universitas Qatar. Pada saat yang sama, ia juga mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia mendapat kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya. Namun, sebelum itu, ia sudah merasakan kerasnya kehidupan penjara. Saat berusia 23 tahun, Qardhawi muda harus mendekam dipenjara akibat keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimn saat Mesir masih dijabat Raja Faruk tahun 1949. Setelah bebas dari penjara, ia lagi-lagi menyuarakan kebebasan. Karena khutbah-khutbahnya yang keras, dan mengecam keridakadilan yang dilakukan rezim berkuasa, Ia harus berurusan dengan pihak berwajib. Bahkan, ia sempat dilarang untuk memberikan khutbah di sebuah Masjid di daerah Zamalik. Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan opini umum tentang ketidakadilan rezim saat itu. Akibatnya, tahun 1956 (April) ia kembali ditangkap saat terjadi Revolusi di Mesir. Setelah beberapa bulan, pada Oktober 1956, Qardhawi kembali mendekam di penjara militer selama dua tahun. Setelah berkali-kali mendekam dibalik jeruji besi, Qardhawi akhirnya meninggalkan Mesir tahun 1961 menuju Qatar. Di Qatar ini, Qardhawi lebih leluasa mengungkapkan pemikiran-pemikiran nya. Sikap moderat Qardhawi terlihat dalam mendidik putra-putrinya. Dari tujuh orang anaknya (empat putri dan tiga putra), hanya satu orang yang mengambil pendidikan agama. Selebihnya ada yang mengambil fisika, kimia, elektro dan lainnya. Ia membebaskan anak-anaknya menuntut ilmu apa saja yang sesuai dengan minat dan bakat serta kecenderunga masing-masing. Salah seorang putrinya memperoleh gelar doktor fisika dalam bidang nuklir dari Inggris. Putri keduanya memperoleh gelar doktor dalam bidang kimia juga dari Inggris, sedangkan yang ketiga masih menempuh S3. Adapun yang keempat telah menyelesaikan pendidikan S1-nya di Universitas Texas Amerika. Anak laki-laki yang pertama menempuh S3 dalam bidang teknik elektro di Amerika, yang kedua belajar di Universitas Darul Ulum Mesir. Sedangkan yang bungsu telah menyelesaikan kuliahnya pada fakultas teknik jurusan listrik. Dilihat dari beragam pendidikan anak-anaknya, masyarakat bisa membaca sikap dan pandangan Qardhawi terhadap pendidikan modern. Menurut Qardhawi, semua ilmu (bisa islami dan tidak islami), tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya. Dan ia menolak pembagian ilmu secara dikotomis. Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurut Qardhawi, telah menghambat kemajuan umat Islam. Karena sikapnya ini pula, banyak pihak yang mengecam Qardhawi bahkan dianggap menyimpang. Bahkan, sebagian diantara para pemikir mencap dirinya sebagai orang yang mendukung pendidikan barat yang bisa merusak akhlak generasi muda. Namun demikian, ia menanggapi semua tuduhan yang ditujukan kepada dirinya dengan sikap lapang dada. Salah seorang yang menuduhnya menyimpang adalah Abu Afifah. Dalam sebuah artikelnya; ''Siapakah Yusuf Al-Qardhawi, Abu Afifah menyebutkan Qardhawi sebagai seorang ahlul bid'ah. ''Sesungguhnya bencana yang tengah menimpa umat dewasa ini adalah menjamurnya kelompok-kelompok orang yang berani memanipulasi (memalsukan) "selendang ilmu" dengan mengubah bentuk syari'at Islam dengan istilah "tajdidi" (pembaharuan) , mempermudah sarana-sarana kerusakan dengan istilah "fiqih taysiir" (fiqih penyederahanaan masalah), membuka pintu-pintu kehinaan dengan kedok "ijtihad" (upaya keras untuk mengambil konklusi hukum Islam), melecehkan sederet sunnah-sunnah Nabi dengan kedok "fiqih awlawiyyat" (fiqih prioritas), dan berloyalitas (menjalin hubungan setia) dengan orang-orang kafir dengan alasan "memperindah corak (penampilan) Islam". Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
การแปล กรุณารอสักครู่..

ตี้ berbagai เนการา ดิ คัพ , ชื่อ ดร. ยูซุฟ qardhawi ( เอ ยัง menulisnya กับยูซุฟ qaradhawi ) sangat ๆ . . qardhawi เก็บได้เช่น ลามะหยาง Ber ā ni แดน kritis . pandangannya sangat luas แดน tajam . จึง , หลาย พรรคยัง merasa ' gerah ' กับ berbagai pemikirannya ยาง seringkali dianggap menyudutkan พรรคๆที่เกี่ยวข้องกับมวลบางอย่าง , รวมทั้ง รัฐบาล mesir .akibat pandangan pandangan น๊า ITU Pula , ตาก jarang pria การประสูติ shafth turaab mesir , ที่ 9 กันยายน 2469 นี้ควรจะ mendekam เบื้องหลัง jeruji BESI . อย่างไรก็ตามดังนั้น , IA ตากการ berhenti menyuarakan แดน menyampaikan pandangannya , ใน membuka cakrawala umat . hingga วินาทีนี้ , ratusan Buku has IA ตูลิซแดน Sudah diterjemahkan kedalam berbagai ภาษาดิ โลก qardhawi Buku Buku ,membahas berbagai ฮาลา bermasyarakat berbangsa ที่เกี่ยวข้อง , แดน bernegara . เริ่มต้นจาก urusan หน้าแรก Tangga hingga เนการาแดนประชาธิปไตย . ตั้งแต่ kecil qardhawi Sudah , เก็บได้เช่นอ ยาง pandai แดน kritis . ที่ทุกเพศทุกวัย 10 ปีที่ , IA Sudah hafal alquran . IA menyelesaikan pendidikannya di ma'had thantha แดน ma'had tsanawi . หลังจากนั้น , qardhawi ยังคง melanjutkan มหาวิทยาลัยอัลอัซฮัรเก ,fakultas ushuluddin แดน lulus ในปี 1952 . อย่างไรก็ตาม , gelar doktoralnya บารู diperoleh ในปี 1972 ด้วยที่ disertasi berjudul " ซะกาตแดน dampaknya ใน penanggulangan kemiskinan " disertasinya has disempurnakan แดน dibukukan กับชื่อเรื่องฟิกฮฺซะกาต . a Buku ยาง sangat konprehensif membahas persoalan ซะกาตกับน้ที่ทันสมัยketerlambatannya meraih gelar doktoral ITU bukannya tanpa alasan . sikap kritislah ยาง membuatnya บารู bisa meraih gelar Doktor เมื่อในปี 1972 . เพื่อให้ menghindari kekejaman rezim ยาง berkuasa di mesir qardhawi ควรจะ meninggalkan ทานา , kelahirannya menuju กาตาร์ในในปี 1961 . Disana , IA sempat mendirikan fakultas Syariah di มหาวิทยาลัยกาตาร์ ในขณะนี้ยัง Sama ,IA ยัง mendirikan ศูนย์ kajian sejarah แดนสุนัตนาบิ IA จะได้รับ kewarganegaraan menjadikan โดฮากาตาร์แดนเช่นสถานที่ tinggalnya . อย่างไรก็ตาม , sebelum ITU , IA Sudah merasakan kerasnya า penjara . ปีที่เมื่อเกี่ยวกับ 23 , qardhawi หนุ่มสาวควรจะ mendekam dipenjara akibat keterlibatannya ใน pergerakan ikhwanul muslimn เมื่อ mesir ยังคง dijabat ราชาฟารุคในปี 1949 .หลังจาก bebas ดารี penjara IA อีกครั้งอีกครั้ง menyuarakan เสรีภาพ . การบรรยายคุตบะฮฺจึง khutbahnya ยาง keras แดน mengecam keridakadilan ยังไม่สามารถทํา rezim berkuasa IA ควรจะ berurusan กับพรรค berwajib . ในความเป็นจริง , IA sempat dilarang เพื่อ memberikan การบรรยายคุตบะฮฺ Di a มัสยิดดิ เวลา zamalik . alasannya การบรรยายคุตบะฮฺ , khutbahnya dinilai menciptakan opini umum เกี่ยวกับ ketidakadilan rezim เมื่อ ITU .เป็นผลให้ , ในปี 1956 ( เมษายน ) iA ที่ ditangkap เมื่อ terjadi revolusi di mesir . หลังจากบางเดือนในเดือนตุลาคม ปี 1956 , qardhawi ที่ mendekam di penjara militer มาเดื่อปีที่ . หลังจาก berkali กาลี mendekam เบื้องหลัง jeruji BESI qardhawi ในที่สุด meninggalkan , mesir ในปี 1961 menuju กาตาร์ ในกาตาร์นี้ , qardhawi เพิ่มเติม leluasa mengungkapkan คิดว่าคิดว่าน๊าวิทยาลัยเทคนิค sikap qardhawi terlihat ใน mendidik ปุตรา putrinya . จากเจ็ดคน anaknya ( มปั๊ต Putri แดนไทก้าปุตรา ) , เท่านั้นหนึ่งรังจะมียางการถ่ายภาพของกิ้งก่า . selebihnya ADA การถ่ายภาพของ kimia ฟิสิกส์ , ยาง , elektro แดน lainnya . IA membebaskan นัค anaknya menuntut ภาษาศาสตร์ปะ ซาจะหยาง sesuai กับ minat แดน bakat Serta kecenderunga มาซิงมาซิง .พี่คนที่แต่งตัว putrinya memperoleh gelar Doktor ฟิสิกส์ใน bidang nuklir จากภาษาอังกฤษ . keduanya Putri memperoleh gelar แพทย์ใน bidang kimia เล่นใด sedangkan ดารี , ยาง ketiga ยังคง menempuh S3 . adapun ยาง keempat has menyelesaikan จะมี S1 น๊า ดิ มหาวิทยาลัยเท็กซัส สหรัฐอเมริกา . อนรรฆลากีลากียางครั้งแรก menempuh S3 ใน bidang teknik elektro ดิ อเมริกา ,ยางเกอดูวา belajar di มหาวิทยาลัยดารุลลูม ล mesir . sedangkan ยาง bungsu has menyelesaikan kuliahnya ที่ fakultas teknik jurusan listrik . dilihat ดารี beragam จะมี anaknya masyarakat ค , bisa membaca sikap แดน pandangan qardhawi มากการศึกษาสมัยใหม่ ตามที่ qardhawi ทั้งหมด , ภาษาศาสตร์ ( bisa islami แดนไม่ islami ) tergantung ให้คนยัง memandang แดน mempergunakannya .แดน IA menolak pembagian ภาษาศาสตร์ใน dikotomis . pemisahan ภาษาศาสตร์ใน dikotomis ITU , ตาม qardhawi , has menghambat ความคืบหน้า umat ศาสนาอิสลาม จึง sikapnya นี้ปูล่ามาก พรรคยัง mengecam qardhawi ในความเป็นจริง dianggap menyimpang . ในความเป็นจริง , sebagian diantara พารา pemikir mencap dirinya เช่นคนยางจะมี mendukung รัตยาง bisa merusak akhlak generasi หนุ่มสาว . อย่างไรก็ตามดังนั้น ,IA menanggapi ทั้งหมด tuduhan ยาง ditujukan ให้ dirinya กับ sikap lapang ดาด้า พี่คนที่แต่งตัวยาง menuduhnya menyimpang คือ อาบู afifah . ใน a artikelnya ' 'siapakah ยูซุฟ อัล qardhawi อาบู afifah menyebutkan qardhawi เช่นคนที่แต่งตัว ahlul bid'ah .' 'sesungguhnya bencana หยางเต็งกาห์ menimpa umat ผู้ใหญ่นี้คือ menjamurnya เกอลมโปะเกอลมโปะคนหยาง Ber ā ni memanipulasi ( memalsukan ) " เซเลนดางภาษาศาสตร์ด้วย ของศาสนาอิสลาม ด้วย " ให้ syari'at istilah " tajdidi " ( pembaharuan ) mempermudah เซเลน่าเซเลน่า kerusakan กับ istilah " fiqih taysiir " ( fiqih penyederahanaan าม )membuka ปินตูปินตู kehinaan กับ kedok " อิจญ์ติฮาด ( ท้าทายที่จะ keras เพื่อการถ่ายภาพของ konklusi ฐานของศาสนาอิสลาม ) , melecehkan sederet สุนัตสุนัต Nabi กับ kedok " fiqih awlawiyyat " ( fiqih prioritas ) , แดน berloyalitas ( ความสัมพันธ์ของ menjalin Setia ) กับรังรังคาเฟอร์กับ alasan " memperindah corak ( penampilan ) อิสลาม " คัดลอกและชนะ : http : / / นิด ลี / copy_win
คัดลอกและชนะ : http://bit.ly/copy_win
การแปล กรุณารอสักครู่..
